Minggu, 18 September 2016

Tugas 2 Pemaknaan Ekonomi Kelembagaan



Pendahuluan
          Kelembagaan sudah diyakini dapat menjadi suatu sumber yang efisien dan baik bagi kemajuan ekonomi. Tetapi dalam mendefinisikan makna kelembagaan masih banyak yang berbeda-beda. Oleh karena itu, saat ini tugas terberat bagi para ahli ekonomi kelembagaan adalah mencoba merumuskan secara definitif pengertian kelembagaan sehingga dapat dijadikan pedoman atau panduan bagi siapapun yang berminat untuk mengkajinya. Pada bagian ini, akan dijeskan makna kelembagaan mulai dari aspek paling fundamental yang mendasari lahirnya teori ekonomi kelembagaan.

Perilaku dan Nilai-nilai Fundamental Manusia
Dalam kajian historis, akar dari teoi kelembagaan sendisesungguhnya sudah dimulai sejak lama, terutama ahli kelembagaan dari tradisi AS (American Institutonal Tradition), seperti Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons dan Clarence Ayres. Di samping itu, ada juga varian lain yang melekat pada ekonom klasik semisal Adam Smith dan John Stuart Mill ; Karl Max dan aliran Marxian lainya; Mazhab Austria seperti Menger, Von Wieser dan Hayek ; Schumpeter; dan tokoh Neoklasik khusus nya Marshall. Tradisi yang pertama (American Institutionalist Tradition) kemudian dikenal sebagai “Ilmu Ekonomi Lama” (Old Institutionalist Economics). “New Institutionalist Economics (NIE) diambil dari Oliver Williamson(1975), biasanya NIE juga disebut “Mathematic Institutional Economics”. “Theoretical Institutional e”, “Modern Institutional Economics” dan “Neo-institutional Economics”. Penggunaan istilah “lama” dan “baru” tidak berarti yang lama telah mati atau tidak dipakai lagi, melainkan lebih kepada konteks pembedaan tradisi berpikir dan konsentrasi isu.
Sebagai abstraksi, Challen (2000:13-14) mengungkapkan beberapa karakteristik umum dari kelembagaan yakni :
1.      Kelembagaan secara sosial diorganisasi dan didukung, yang biasanya kelembagaan membedakan setiap rintangan rintangan atas perilaku manusia, misalnya halangan biologis dan rintangan fisik
2.      Kelembagaan adalah aturan aturan formal dan konvensi informal serta tata perilaku
3.      Kelembagaan secara perlahan lahan berubah atas kegiatan kegiatan yang telah dipandu maupun di halangi
4.      Kelembagaan juga mengatur larangan larangan dan persyaratan persyaratan.
Definisi dari ekonomi kelembagaan justru memfokuskan kepada studi  mengenai struktur dan fungsi dari sistem hubungan manusia atau buday yang secara eksplisit mencangkup perilaku dan keinginan individu, dengan mempertimbangkan perilaku kelompok dan tujuan tujuan umum masyarakat. Konteks sektor industri, kelembagaan merupakan seperangkat aturan aturan yang mempengaruhi bagaimana perusahaan mengorganisasi untu produksi dan menyediakan barang/jasa maupun berinteraksi deng perilaku ekonomi lain. Praktik industri standar adalah kepemilikan yang krusial dari struktur industri yang merefleksikan pelaksanaan keputusan keputusan yang dibuat oleh perusahaan individu.

Solusi Pragmatis dan Evolusi Sistem Sosial
Ekonomi konvensional berkonsentrasi untuk menyelesaikan persoalan persoalan praktis, maka ekonomi kelembagaan tidak tertarik kepada penjelasan atas seluruh fenomena ekonomi. Ekonomi kelembagaan hanya peduli kepada penyelesaian persoalan ekonomi yang spesifik sehingga dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Pendekatan ekonomi kelembagaan mencoba untuk memberi pertimbangan terhadap seluruh aspek dari masalah tersebut seperti : ekonomi,sosial, psikologi, sejarah,hukum,politik,administrasi dan bahkan teknik. Chang juga memberikan penjelasan bahwa pembangunan ekonomi bisa mengubah kelembagaan melalui beberapa pintu berikut. Pertama, peningkatan kesejahterahan akibat pertumbuhan ekonomi menciptakan permintaan terhadap kelembagaan yang lebih bermutu, misalnya permintaan terhadap kelembagaan politikj yang lebih transparan dan akuntabel. Kedua, kesejahterahan lebih baik juga memicu terwujudnya kelembagaan menjadi lebih terjangkau. Menurut Witte, ekonomi kelembagaan tidak memfokuskan kepada apa yang disebut oleh beberapa ahli ekonomi sebagai ‘motif motif ekonomi’ , yakni konsentrasi untuk memeroleh pendapatan,motif laba, mengerti cara memaksimalkan sesuatu yang memiliki nilai material. Sedangkan mengambil kesimpulan, ekonomi kelembagaan secara umum memilih pendekatan induktif daripada deduktif. Semua atau sebagian besar dari ekonom kelembagaan adalah pragmatis, mempelajari fakta bukan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk menyelesaikan masalah masalah dan membuat kehidupan menjadi lebih baik. Faktanya, menurut Kapp ekonomi kelembagaan selalu bertujuan untuk menciptkan representasi yang menyeluruh dari proses ekonomi, baik di dalam muapun bagian dari sistem sosial yang kompleks dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Pendeknya, ciri ekonomi kelembagaan bisa ditandai dari tiga karakteristik berikut :
1.      Adanya kritik umum terhadap anggaran awal dan elemen normatif yang tersembunyi dari analisi ekonomi tradisional
2.      Pandangan umum proses ekonomi sebagai sebuah sistem terbuka dan sebagai bagian dari jaringan sosio-kultural sebuah hubungan
3.      Penerimaan umum atau prinsip ‘aliran sebab akibat’sebagai hipotesis utama untuk menjelaskan dinamika proses ekonomi, termasuk proses keterbelakangandan pembangunan.
Jika di komparasikan antara ekonomi kelembagaan dan ekonomi neoklasik maka keduanya meyakini bahwa esensi dari ilmu ekonomi adalah bagaimana menghasilkan atau mendistribusikan barang dan jasa yang sangat terbatas. Keduanya juga mengasumsikan kemampuan manusia untuk mengelola hal itu, serta percaya pada sistem dan mekanisme insentif dan disintensif. Ekonomi kelembagaan dan ekonomi neoklasik percaya terhadap prinsip prinsip kegunaan yang makin lama makin berkurang. Baik ekonomi kelembagaan maupun ekonomi neoklasik merasa yakin akan kemampuanya untuk mengatasi kompetisi pasar tidak sempurna. Ekonomi neoklasik jelas sangat peduli terhadap perubahan atau konsekuensi yang terjadi akibat perubahan kegunaan kepuasan individu.
Samuel menyimpulkan delapan aspek dari ekonomi kelembagaan :
1.      Ekonomi kelembagaan cenderung menekankan kepada proses evolusioner melalui penolakan nya terhadap teori ekonomi klasik yang percaya terhadap mekanisme penyesuaian otomatis lewat perubahan perubahan dalam sistem harga
2.      Ahli hali kelembagaan menolak pandangan neoklasikmengenai pasar bebas dan pasar yanga efisien. Mereka mengutamakan pandangan tentang eksistensi kelembagaan yang mengadaikan adanaya tindakan kolektif dari individu-individu di dalam masyarakat. Mereka juga berargumentasi bahwa sistem pasar itu sendiri merupakan hasil dari perbedaan kelembagaan yang telah eksis dalam kurun waktu tertentu
3.      Ide penting yang dibuat oleh ekonom kelembagaan adalah bahwa faktor teknologi tidaklah ‘given’. Teknolgi merupakan proses perubahan yang berkesinambungan dan hal itu menyebabkan perubahan yang penting pula. Dengan pandangan itu,teknologi bisa menentukan ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya fisik
4.      Ahli kelembagaan mengampanyekan yang menyatakan bahwa sumber daya dialokasikan melalui struktur kelembagaan yang bermacam macam dan dalam beragam hubungan kekuasaan yang hidup di masyarakat.
5.      Menurut Samuels ‘kelembagaan merupakan nilai yang tidak melihat harga harga relatif, namun nilai kepentingan terhadap kelembagaan , struktur sosial dan perilaku
6.      Kultur dan kekuasaan menentukan cara bagaimana individu berperilaku
7.      Samuel berpandangan bahwa ahli ekonomi kelembagaan lebih pluralistik atau demokratis dalam orientasinya.
8.      Akhirnya , ekonomi kelembagaan melihat ekonomi merupakan cara pandang yang menyeluruh dan mecoba untuk menjelaskan aktivitas ekonomi dalan perspektif multidispliner.

Ekonomi Kelembagaan Baru
Ekonomi kelembagaan baru tersebut di kembangkan oleh penulis yang berbeda beda yang lebih kurang bdi mulai dari kerja kerja mereka pada dekade 1930-an. Mengembangkan gagasan tentang organisasi ekonomi untuk mengimbangi gagasan intelektual kebijakan kompetisi dan regulasi industri Amerika Serikat pada dekade 1960-an, yang menganggap semua itu bisa dicapai oleh kebebasan ekonomi dan kewirausahaan. Dalam pendekatan NIE (New Instutuional Economic), kehadiran informasi yang tidak sempurna, eksternalitas produksi dan barang barang publik diindenfikasAi sebagai sumber terpenting terjadinya kegagalan pasar. Kegagalan kelembagaan tersebut merujuk kepada struktur kontrak dan hukum, serta regulasi dari penegakan pihak ketiga yang lemah, padahal semua itu harus di perkuat untuk dapat menjalankan transaksi pasar.
            Dalam satu cara pandang , fungsi pasar yang berjalan dengan baik merupakan kumpulan dari kelembagaan yang meregulasi beberapa hal berikut :
·         Apa yang dapat diperdagangkan . negara melarang transaksi/jua/beli darah atau organ manusia, tidak berbicara mengenai manusia itu sendiri
·         Siapa yangdapat melakukan perdagangan
·         Apa aturan untuk menyelenggarakan perdagan yang adil
·         Berapa banyak variasi harga diperkenankan.
Selanjutnya, bekerjanya pasar dipengaruhi oleh sifat dan efektifitas dari kelembagaan nonpasar yang mengitarinya :
·         Kelembagaan negara menyiapkan koordinasi masyarakat
·         Hak hak kepemilikan nonpasar
·         Aturan aturan umum
·         Perusahaan perusahaan bisnis dan asosiasi mereka
·         Aturan aturan tata kelola interaksi antara sektor pemerintah dan swasta.
Pendekatan kuantitatif tersebut biasanya suatu generalisasi diambil atau pilihan pilihan kebijakan yang tepat dapat di buat. Perbedaan OIE dan NIE adalah bhawa pendekatan yang pertama sangat memfokuskan kajianya mengenai ‘kebiasaan’. Bagi para ahli OIE, kebiasaan/perilaku dianggap sebagai faktor krusial yang akan menentukan formasi dan sustenance kelembagaan. NIE lebih memberikan perhatian kepada kendala yang menghalangi proses penciptaan pengondisian kelembagaan dan utamanya memfokuskan kepada pentingnya kelembagaan sebagai kerangka interaksi individu. Pada akhirnya NIE membangun gagasan bahwa kelembagaan dan organisasi berupaya mencapai efisiensi, meminimalisasikan biaya menyeluruh.

Cabang-cabang Ekonomi Kelembagaan Baru
NIE beroperasi pada dua level yakni lingkungan kelembagaan dan kesepakatan kelembagaan. Seperangkat struktur aturan politik,sosial, dan legal yang memapankan kegiatan produksi, pertukaran dan distribusi. Institutional arrangement merupakan kesepakatan antara unit ekonomi unit ekonomi untuik mengelola dan mencari jalan agar hubungan antar unit tersebut bisa berlangsung, baik lewat cara kerja sama maupun kompetisi. Menurut Williamson,melalui pasar , pasar bayangan, maupun model kontrak yang memakai hierarki. Jadi fokusnya adalah transaksi individu dan pertanyaan berkaitan dengan bentuk organisasi. NIE adalah pengembangan dari ekonomi neoklasik yang memasukan peran biaya transaksi dalam pertukaran dan juga mengambil kelembagaan sebagai rintangan kritis dalam upaya memeroleh kinerja ekonomi. Secara eksplisit cabang cabang ilmu ekonomi kelembagaan itu ingin menunjukan bahwa fenomena ekonomi tidak dapat dilihat hanya dari perspektif ekonomi semata, tetapi harus ditangani secara lebih luas. Ekonomi kelembagaan melihat transaksi sebagai kejadian sosial yang berdimensi luas. Secara lebih spesifik, perilaku manusia dalam semua kegiatansebetulnya ditukan oleh dua hal yakni keuntungan ekonomi dan penerimaan sosial.

Daftar Referansi
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar