Pendahuluan
Kelembagaan sudah
diyakini dapat menjadi suatu sumber yang efisien dan baik bagi kemajuan
ekonomi. Tetapi dalam mendefinisikan makna kelembagaan masih banyak yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, saat ini tugas terberat bagi para ahli ekonomi
kelembagaan adalah mencoba merumuskan secara definitif pengertian kelembagaan
sehingga dapat dijadikan pedoman atau panduan bagi siapapun yang berminat untuk
mengkajinya. Pada bagian ini, akan dijeskan makna kelembagaan mulai dari aspek
paling fundamental yang mendasari lahirnya teori ekonomi kelembagaan.
Perilaku
dan Nilai-nilai Fundamental Manusia
Dalam
kajian historis, akar dari teoi kelembagaan sendisesungguhnya sudah dimulai
sejak lama, terutama ahli kelembagaan dari tradisi AS (American Institutonal
Tradition), seperti Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons dan
Clarence Ayres. Di samping itu, ada juga varian lain yang melekat pada ekonom
klasik semisal Adam Smith dan John Stuart Mill ; Karl Max dan aliran Marxian
lainya; Mazhab Austria seperti Menger, Von Wieser dan Hayek ; Schumpeter; dan
tokoh Neoklasik khusus nya Marshall. Tradisi yang pertama (American
Institutionalist Tradition) kemudian dikenal sebagai “Ilmu Ekonomi Lama” (Old
Institutionalist Economics). “New Institutionalist Economics (NIE) diambil dari
Oliver Williamson(1975), biasanya NIE juga disebut “Mathematic Institutional
Economics”. “Theoretical Institutional e”, “Modern Institutional Economics” dan
“Neo-institutional Economics”. Penggunaan istilah “lama” dan “baru” tidak
berarti yang lama telah mati atau tidak dipakai lagi, melainkan lebih kepada
konteks pembedaan tradisi berpikir dan konsentrasi isu.
Sebagai
abstraksi, Challen (2000:13-14) mengungkapkan beberapa karakteristik umum dari
kelembagaan yakni :
1.
Kelembagaan secara sosial diorganisasi
dan didukung, yang biasanya kelembagaan membedakan setiap rintangan rintangan
atas perilaku manusia, misalnya halangan biologis dan rintangan fisik
2.
Kelembagaan adalah aturan aturan formal
dan konvensi informal serta tata perilaku
3.
Kelembagaan secara perlahan lahan
berubah atas kegiatan kegiatan yang telah dipandu maupun di halangi
4.
Kelembagaan juga mengatur larangan
larangan dan persyaratan persyaratan.
Definisi
dari ekonomi kelembagaan justru memfokuskan kepada studi mengenai struktur dan fungsi dari sistem
hubungan manusia atau buday yang secara eksplisit mencangkup perilaku dan
keinginan individu, dengan mempertimbangkan perilaku kelompok dan tujuan tujuan
umum masyarakat. Konteks sektor industri, kelembagaan merupakan seperangkat
aturan aturan yang mempengaruhi bagaimana perusahaan mengorganisasi untu
produksi dan menyediakan barang/jasa maupun berinteraksi deng perilaku ekonomi
lain. Praktik industri standar adalah kepemilikan yang krusial dari struktur
industri yang merefleksikan pelaksanaan keputusan keputusan yang dibuat oleh
perusahaan individu.
Solusi
Pragmatis dan Evolusi Sistem Sosial
Ekonomi
konvensional berkonsentrasi untuk menyelesaikan persoalan persoalan praktis,
maka ekonomi kelembagaan tidak tertarik kepada penjelasan atas seluruh fenomena
ekonomi. Ekonomi kelembagaan hanya peduli kepada penyelesaian persoalan ekonomi
yang spesifik sehingga dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Pendekatan
ekonomi kelembagaan mencoba untuk memberi pertimbangan terhadap seluruh aspek
dari masalah tersebut seperti : ekonomi,sosial, psikologi,
sejarah,hukum,politik,administrasi dan bahkan teknik. Chang juga memberikan
penjelasan bahwa pembangunan ekonomi bisa mengubah kelembagaan melalui beberapa
pintu berikut. Pertama, peningkatan kesejahterahan akibat pertumbuhan ekonomi
menciptakan permintaan terhadap kelembagaan yang lebih bermutu, misalnya
permintaan terhadap kelembagaan politikj yang lebih transparan dan akuntabel.
Kedua, kesejahterahan lebih baik juga memicu terwujudnya kelembagaan menjadi
lebih terjangkau. Menurut Witte, ekonomi kelembagaan tidak memfokuskan kepada
apa yang disebut oleh beberapa ahli ekonomi sebagai ‘motif motif ekonomi’ ,
yakni konsentrasi untuk memeroleh pendapatan,motif laba, mengerti cara memaksimalkan
sesuatu yang memiliki nilai material. Sedangkan mengambil kesimpulan, ekonomi
kelembagaan secara umum memilih pendekatan induktif daripada deduktif. Semua
atau sebagian besar dari ekonom kelembagaan adalah pragmatis, mempelajari fakta
bukan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk menyelesaikan masalah masalah
dan membuat kehidupan menjadi lebih baik. Faktanya, menurut Kapp ekonomi
kelembagaan selalu bertujuan untuk menciptkan representasi yang menyeluruh dari
proses ekonomi, baik di dalam muapun bagian dari sistem sosial yang kompleks
dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Pendeknya, ciri ekonomi kelembagaan
bisa ditandai dari tiga karakteristik berikut :
1.
Adanya kritik umum terhadap anggaran
awal dan elemen normatif yang tersembunyi dari analisi ekonomi tradisional
2.
Pandangan umum proses ekonomi sebagai
sebuah sistem terbuka dan sebagai bagian dari jaringan sosio-kultural sebuah
hubungan
3.
Penerimaan umum atau prinsip ‘aliran
sebab akibat’sebagai hipotesis utama untuk menjelaskan dinamika proses ekonomi,
termasuk proses keterbelakangandan pembangunan.
Jika
di komparasikan antara ekonomi kelembagaan dan ekonomi neoklasik maka keduanya
meyakini bahwa esensi dari ilmu ekonomi adalah bagaimana menghasilkan atau
mendistribusikan barang dan jasa yang sangat terbatas. Keduanya juga
mengasumsikan kemampuan manusia untuk mengelola hal itu, serta percaya pada
sistem dan mekanisme insentif dan disintensif. Ekonomi kelembagaan dan ekonomi
neoklasik percaya terhadap prinsip prinsip kegunaan yang makin lama makin
berkurang. Baik ekonomi kelembagaan maupun ekonomi neoklasik merasa yakin akan
kemampuanya untuk mengatasi kompetisi pasar tidak sempurna. Ekonomi neoklasik
jelas sangat peduli terhadap perubahan atau konsekuensi yang terjadi akibat
perubahan kegunaan kepuasan individu.
Samuel
menyimpulkan delapan aspek dari ekonomi kelembagaan :
1.
Ekonomi kelembagaan cenderung menekankan
kepada proses evolusioner melalui penolakan nya terhadap teori ekonomi klasik
yang percaya terhadap mekanisme penyesuaian otomatis lewat perubahan perubahan
dalam sistem harga
2.
Ahli hali kelembagaan menolak pandangan
neoklasikmengenai pasar bebas dan pasar yanga efisien. Mereka mengutamakan
pandangan tentang eksistensi kelembagaan yang mengadaikan adanaya tindakan
kolektif dari individu-individu di dalam masyarakat. Mereka juga berargumentasi
bahwa sistem pasar itu sendiri merupakan hasil dari perbedaan kelembagaan yang
telah eksis dalam kurun waktu tertentu
3.
Ide penting yang dibuat oleh ekonom
kelembagaan adalah bahwa faktor teknologi tidaklah ‘given’. Teknolgi merupakan
proses perubahan yang berkesinambungan dan hal itu menyebabkan perubahan yang
penting pula. Dengan pandangan itu,teknologi bisa menentukan ketersediaan dan
keterjangkauan sumber daya fisik
4.
Ahli kelembagaan mengampanyekan yang
menyatakan bahwa sumber daya dialokasikan melalui struktur kelembagaan yang
bermacam macam dan dalam beragam hubungan kekuasaan yang hidup di masyarakat.
5.
Menurut Samuels ‘kelembagaan merupakan
nilai yang tidak melihat harga harga relatif, namun nilai kepentingan terhadap
kelembagaan , struktur sosial dan perilaku
6.
Kultur dan kekuasaan menentukan cara
bagaimana individu berperilaku
7.
Samuel berpandangan bahwa ahli ekonomi
kelembagaan lebih pluralistik atau demokratis dalam orientasinya.
8.
Akhirnya , ekonomi kelembagaan melihat
ekonomi merupakan cara pandang yang menyeluruh dan mecoba untuk menjelaskan
aktivitas ekonomi dalan perspektif multidispliner.
Ekonomi
Kelembagaan Baru
Ekonomi
kelembagaan baru tersebut di kembangkan oleh penulis yang berbeda beda yang
lebih kurang bdi mulai dari kerja kerja mereka pada dekade 1930-an.
Mengembangkan gagasan tentang organisasi ekonomi untuk mengimbangi gagasan
intelektual kebijakan kompetisi dan regulasi industri Amerika Serikat pada
dekade 1960-an, yang menganggap semua itu bisa dicapai oleh kebebasan ekonomi
dan kewirausahaan. Dalam pendekatan NIE (New Instutuional Economic), kehadiran
informasi yang tidak sempurna, eksternalitas produksi dan barang barang publik
diindenfikasAi sebagai sumber terpenting terjadinya kegagalan pasar. Kegagalan
kelembagaan tersebut merujuk kepada struktur kontrak dan hukum, serta regulasi
dari penegakan pihak ketiga yang lemah, padahal semua itu harus di perkuat
untuk dapat menjalankan transaksi pasar.
Dalam satu cara pandang , fungsi pasar yang berjalan
dengan baik merupakan kumpulan dari kelembagaan yang meregulasi beberapa hal
berikut :
·
Apa yang dapat diperdagangkan . negara
melarang transaksi/jua/beli darah atau organ manusia, tidak berbicara mengenai
manusia itu sendiri
·
Siapa yangdapat melakukan perdagangan
·
Apa aturan untuk menyelenggarakan
perdagan yang adil
·
Berapa banyak variasi harga
diperkenankan.
Selanjutnya, bekerjanya
pasar dipengaruhi oleh sifat dan efektifitas dari kelembagaan nonpasar yang
mengitarinya :
·
Kelembagaan negara menyiapkan koordinasi
masyarakat
·
Hak hak kepemilikan nonpasar
·
Aturan aturan umum
·
Perusahaan perusahaan bisnis dan
asosiasi mereka
·
Aturan aturan tata kelola interaksi
antara sektor pemerintah dan swasta.
Pendekatan
kuantitatif tersebut biasanya suatu generalisasi diambil atau pilihan pilihan
kebijakan yang tepat dapat di buat. Perbedaan OIE dan NIE adalah bhawa
pendekatan yang pertama sangat memfokuskan kajianya mengenai ‘kebiasaan’. Bagi
para ahli OIE, kebiasaan/perilaku dianggap sebagai faktor krusial yang akan
menentukan formasi dan sustenance kelembagaan. NIE lebih memberikan perhatian
kepada kendala yang menghalangi proses penciptaan pengondisian kelembagaan dan
utamanya memfokuskan kepada pentingnya kelembagaan sebagai kerangka interaksi
individu. Pada akhirnya NIE membangun gagasan bahwa kelembagaan dan organisasi
berupaya mencapai efisiensi, meminimalisasikan biaya menyeluruh.
Cabang-cabang Ekonomi Kelembagaan Baru
NIE
beroperasi pada dua level yakni lingkungan kelembagaan dan kesepakatan
kelembagaan. Seperangkat struktur aturan politik,sosial, dan legal yang
memapankan kegiatan produksi, pertukaran dan distribusi. Institutional
arrangement merupakan kesepakatan antara unit ekonomi unit ekonomi untuik
mengelola dan mencari jalan agar hubungan antar unit tersebut bisa berlangsung,
baik lewat cara kerja sama maupun kompetisi. Menurut Williamson,melalui pasar ,
pasar bayangan, maupun model kontrak yang memakai hierarki. Jadi fokusnya
adalah transaksi individu dan pertanyaan berkaitan dengan bentuk organisasi.
NIE adalah pengembangan dari ekonomi neoklasik yang memasukan peran biaya
transaksi dalam pertukaran dan juga mengambil kelembagaan sebagai rintangan
kritis dalam upaya memeroleh kinerja ekonomi. Secara eksplisit cabang cabang
ilmu ekonomi kelembagaan itu ingin menunjukan bahwa fenomena ekonomi tidak
dapat dilihat hanya dari perspektif ekonomi semata, tetapi harus ditangani
secara lebih luas. Ekonomi kelembagaan melihat transaksi sebagai kejadian
sosial yang berdimensi luas. Secara lebih spesifik, perilaku manusia dalam
semua kegiatansebetulnya ditukan oleh dua hal yakni keuntungan ekonomi dan
penerimaan sosial.
Daftar
Referansi
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Jakarta :
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar